Pada kegiatan potTrack Family Camp akhir pekan lalu, ada upaya-upaya berkelanjutan (sustainable) yang diterapkan lebih daripada biasanya. Dengan sadar, berbagai hal berkelanjutan yang kami para keluarga sendiri mungkinkan dipadukan dalam perencanaan kegiatan. Berikut beberapa upayanya yang terlaksana dengan baik ataupun yang meleset dari perencanaannya :
Hadir di Alam bersama Keluarga
Kami memilih lokasi kegiatan di hutan Mangli yang dinilai masih dapat menawarkan suasana dan kondisi alami. Semua kegiatannya, dari berkemah, sesi acara dan waktu bebas berlangsung di alam dan bertujuan secara langsung-tidak langsung untuk mendekatkan kami dengan alam.
Hadir di Alam bersama Keluarga
Kami memilih lokasi kegiatan di hutan Mangli yang dinilai masih dapat menawarkan suasana dan kondisi alami. Semua kegiatannya, dari berkemah, sesi acara dan waktu bebas berlangsung di alam dan bertujuan secara langsung-tidak langsung untuk mendekatkan kami dengan alam.
Konsumsi Perut
Sebagian besar konsumsi kegiatan dibeli dari warung makan sekitar sana yang diasumsikan memakai banyak bahan baku hasil lokal sekitar sana. Buah segar Indonesia, pepaya sebagai menu camilan hari ke2. Jagung dan umbi2an bakar sebagai menu camilan malam, dinilai cukup minim proses dan juga merupakan sumber karbohidrat khas Indonesia. Sarapan dengan telur rebus bebas antibiotik hasil peternakan yang berupaya lanjut menerapkan animal welfare. Dari bawaan kami masing-masing, terlihat hanya 1-2 jenis camilan pabrikan dan tidak terlihat minuman kemasan, yang dinilai kami selain biasanya masuk kategori pangan tidak sehat, juga tidak ramah lingkungan di bahan baku-proses-rantai pasokannya. Sebagai opsinya, sebagian kami membawa buah-buahan segar hasil Indonesia dan sebagian lain membuat sendiri camilannya. Air putih adalah minuman utama kegiatan ini, hanya ada 1x minum teh hangat manis.
Sebagian besar konsumsi kegiatan dibeli dari warung makan sekitar sana yang diasumsikan memakai banyak bahan baku hasil lokal sekitar sana. Buah segar Indonesia, pepaya sebagai menu camilan hari ke2. Jagung dan umbi2an bakar sebagai menu camilan malam, dinilai cukup minim proses dan juga merupakan sumber karbohidrat khas Indonesia. Sarapan dengan telur rebus bebas antibiotik hasil peternakan yang berupaya lanjut menerapkan animal welfare. Dari bawaan kami masing-masing, terlihat hanya 1-2 jenis camilan pabrikan dan tidak terlihat minuman kemasan, yang dinilai kami selain biasanya masuk kategori pangan tidak sehat, juga tidak ramah lingkungan di bahan baku-proses-rantai pasokannya. Sebagai opsinya, sebagian kami membawa buah-buahan segar hasil Indonesia dan sebagian lain membuat sendiri camilannya. Air putih adalah minuman utama kegiatan ini, hanya ada 1x minum teh hangat manis.
Energi
Tidak menyewa generator, kami lebih memilih untuk minim penerangan listrik dan pemakaian perlengkapan listrik. Memasang hanya 3 bolam hemat energi, untuk di WC, area- dan jalan setapak terjal hilir mudik. Memakai baterai muat ulang untuk senter. Untuk api unggun rencana hanya mengambil kayu rerantingan dari lokasi. Tapi karena jumlah reranting yang kami kumpulkan terlalu sedikit, maka kami meminta sebagian kayu dari penduduk dusun sana. Tidak ada perencanaan khusus untuk hal transportasi, karena disadari bahwa semua kendaraan roda empat kami akan berisi 3-6 orang dan padat dengan perlengkapan juga. Hanya ternyata oleh karena berbagai keterbatasan dan kepentingan, ada 2 keluarga yang diantar jemput dan 1 mobil isi 2 orang.
Konservasi Lingkungan
Kegiatan ini diikutkan dalam program OneTrack OneTree. Total terkumpul 67 bibit pohon mangrove yang ditabung untuk kehadiran nyata kami ini selama 2hari 1malam di alam bersama potTrack. Di area perkemahan, tidak terlihat pemakaian sabun untuk mencuci tangannya, sebagian orang memakai air bersih isian di botol dan larutan ekstrak sirih yang tersedia sebagai desinfektan alami.
Tidak menyewa generator, kami lebih memilih untuk minim penerangan listrik dan pemakaian perlengkapan listrik. Memasang hanya 3 bolam hemat energi, untuk di WC, area- dan jalan setapak terjal hilir mudik. Memakai baterai muat ulang untuk senter. Untuk api unggun rencana hanya mengambil kayu rerantingan dari lokasi. Tapi karena jumlah reranting yang kami kumpulkan terlalu sedikit, maka kami meminta sebagian kayu dari penduduk dusun sana. Tidak ada perencanaan khusus untuk hal transportasi, karena disadari bahwa semua kendaraan roda empat kami akan berisi 3-6 orang dan padat dengan perlengkapan juga. Hanya ternyata oleh karena berbagai keterbatasan dan kepentingan, ada 2 keluarga yang diantar jemput dan 1 mobil isi 2 orang.
Konservasi Lingkungan
Kegiatan ini diikutkan dalam program OneTrack OneTree. Total terkumpul 67 bibit pohon mangrove yang ditabung untuk kehadiran nyata kami ini selama 2hari 1malam di alam bersama potTrack. Di area perkemahan, tidak terlihat pemakaian sabun untuk mencuci tangannya, sebagian orang memakai air bersih isian di botol dan larutan ekstrak sirih yang tersedia sebagai desinfektan alami.
Reduce-Reuse-Recycle
Sebagai panitia - fasilitator - peserta, kami berupaya untuk memakai segala perlengkapan dan bahan yang sifatnya PAKAI ULANG dan/atau BEKAS dan/atau RAMAH LINGKUNGAN dan juga yang sudah kami miliki sebelumnya. Berikut beberapa penerapannya :
Untuk mereduksi jumlah sampah yang dihasilkan selama kegiatan, kami langsung memilah sampah dalam 3 kategori: organik-loak-non loak. Di akhir kegiatan, 1 karung sampah organik terkumpul langsung kami daur ulang dengan menimbunnya di area perkemahan. Sampah loak dan non-loak @1/2 karung, kami serahkan pada pengelola hutan wisata untuk ditindak lanjut.
Sebagai panitia - fasilitator - peserta, kami berupaya untuk memakai segala perlengkapan dan bahan yang sifatnya PAKAI ULANG dan/atau BEKAS dan/atau RAMAH LINGKUNGAN dan juga yang sudah kami miliki sebelumnya. Berikut beberapa penerapannya :
- Pemakaian e-paper untuk jadwal dan perlengkapan, nametag dari bahan bekas, tali rami dan lem kanji untuk nature craft dan dami merang padi untuk penanda rute.
- Konsumsi dari warung makan dikemas dan disajikan dengan wadah pakai ulang dan masing-masing kami membawa 1 set perlengkapan makan pakai ulang.
- Hanya 1-2 jenis camilan pabrik kemasan. Kebanyakan kami membawa buah2an segar atau homemade camilan yang dikemas dengan wadah pakai ulang.
- Tidak ada yang membawa air mineral kemasan botol plastik. Menghindari pengadaannya, kami menyediakan air gallon untuk semua orang.
- Tidak terlalu terlihat pemakaian tissue. Terlihat pemakaian lap dan sapu tangan untuk berbagai keperluan membersihkan dan mengeringkan. Sebagian orang terlihat memakai larutan sirih dan air isian di botol untuk mencuci tangan di sekitar perkemahan.
Untuk mereduksi jumlah sampah yang dihasilkan selama kegiatan, kami langsung memilah sampah dalam 3 kategori: organik-loak-non loak. Di akhir kegiatan, 1 karung sampah organik terkumpul langsung kami daur ulang dengan menimbunnya di area perkemahan. Sampah loak dan non-loak @1/2 karung, kami serahkan pada pengelola hutan wisata untuk ditindak lanjut.
Apakah sudah optimum upaya kami? Ya, tentu ini masih jauh dari ideal. Masih banyak upaya-upaya lain yang memungkinkan. Tapi yang pasti...
kami tidak menunggu. Kami sudah tidak menutup mata, telinga dan hati.
Satu upaya kecil apapun dari kami para keluarga pada kegiatan ini,
semoga dapat BERARTI untuk bumi ini
dan menjadi BIBIT kebiasaan yang tumbuh dan berkembang.
Satu upaya kecil apapun dari kami para keluarga pada kegiatan ini,
semoga dapat BERARTI untuk bumi ini
dan menjadi BIBIT kebiasaan yang tumbuh dan berkembang.
Baca kisah kegiatan Family Camp ini disini.
Life, a miracle in the universe, appeared around 4 billion years ago. And we humans only 200,000 years ago. Yet we have succeeded in disrupting the balance so essential to life. And in 50 years, in a single lifetime, the Earth has been more radically changed than by all previous generations of humanity. We know that the solutions are there TODAY. We all have the power to change. So what are we waiting for? [Home : a film by Yann Arthus-Bertrand]