"BERKEMAH adalah kembali ke dasar, kembali ke rumah"
Biarkan anak-anak membangunnya sendiri, biarkan mereka menerapkan apa sudah dipelajari dan menanggung langsung hasilnya! Bukan tenda pramuka, bukan juga tenda dome, tapi dari 1 lembar flysheet anak-anak membangun sarangnya pada kegiatan kemah tanggal 11-12 Desember 2016 yang merupakan puncak kegiatan program pembelajaran alam untuk anak-anak SOS Kinderdorf Semarang.
Menguasai ketrampilan beberapa simpul yang diperlukan sudah membantu sebagian kelompok membangunnya dengan cepat dan kokoh. Dengan keperluan akan 2 pohon sebagai penyangganya, sarang anak-anak tersebar di seluruh area bumi perkemahan hutan Penggaron. Lubangan terbuka lebar kanan kirinya, hmmm tentu akan beri jaminan nyata rasa angin malam semilir dan suara hewan malam.
Hujan turun sepanjang sore tidak menyurutkan semangat kami untuk belajar dan bermain. Didampingi Bpk Fajri dan Bpk Wachid dari Survival Skill Indonesia, kami praktek membuat penangkap air hujan, para-para untuk pengasapan pangan dan berburu berbagai macam edible plants yang bisa ditemukan di sekitar kami. Dipaparkan juga cara kerja jerat dan penangkap berbentuk tudung saji yang dibuat langsung di tempat sebelumnya. Air dan makanan, menjadi 2 topik bahasan pembelajaran bertahan hidup kami kali ini.
"Harus tambah Rp 500,- untuk tiap bungkusnya, karena lebih mahal dan sulit didapatnya!", argumen ibu warung. Harga lebih yang harus kami bayarkan untuk daun pisang sebagai pembungkus nasi yang kami bawa di kegiatan penjelajahan. Ternyata, daun pisang yang biasa dipakai di banyak jenis makanan semakin hari semakin terlihat nyata nasib kedepannya, bakal segera jadi bagian romantisme jadul. Tergantikan dengan bahan plastik, kertas, styrofoam, alumunium foil dll yang jelas tidak diragukan ketidak-ramahan lingkungannya.
Malam yang gaduh. Anak-anak berkicau tanpa henti sepanjang malam. Sampai pagi menjelang, suara gelak tawa dan cuap-cuap cerita mereka masih terdengar kuat dari segala penjuru bumi perkemahan. Rasa riang dan bebas tanpa beban meliputi hati mereka. Enggan mereka untuk melewatkan sejenak suasana langka ini. Tidur bisa dirapel, malam di hutan ditemani lidah api bergoyang dan bakaran jagung, kapan lagi bro?
di tengah-tengah hutan di bawah langit biru
tenda terpancang ditiup sang bayu
api menjilat-jilat terangi rimba raya
membawa kelana dalam impian
dengarlah-dengarlah sayup-sayup
suara nan merdu memecah malam
jauhlah dari kampung turuti kata hati
guna bakti pada bunda pertiwi
tenda terpancang ditiup sang bayu
api menjilat-jilat terangi rimba raya
membawa kelana dalam impian
dengarlah-dengarlah sayup-sayup
suara nan merdu memecah malam
jauhlah dari kampung turuti kata hati
guna bakti pada bunda pertiwi
Berpetualang mencari keajaiban alam. Akan sayang sekali, jika kami tidak menyempatkan diri menjelajahi hutan Penggaron ini yang punya area hijau yang luas, pohon-pohon tua dan koleksi hidupan burung yang cukup banyak. Posisinya yang berada di jalur migrasi raptor dari belahan utara semakin memperkaya keanekaragaman jenis burung liar-nya. Berjalan dalam kelompok di pagi hari ke2 sambil menjaga juga jarak temu antar kelompok, kami menyusuri jejak jelajah melingkar yang dibuat oleh keluarga Darmadi dan mengikuti berbagai tugas titipan keluarga Hidayat di setiap titik perhentian. Ups... tugas hening di titik ke-3 terabaikan!
Keajaiban alam. Untuk anak-anak, cukup dengan tiba-tiba berhenti berjalan terpukau oleh berbagai burung yang terbang melintas antar pucuk-pucuk pohon, cukup dengan membasahi diri jumpalitan bermain-main air di sungai, cukup dengan berjalan tertawa riang merasakan tanah lumpur yang gembur, cukup dengan ber-prosotan seru di medan jelajah yang menurun terjal dan cukup juga dengan menikmati rasa lelah dan pegal setelah 4 jam perjalanan. Ya, asalkan kita mau hadir di dalamnya, alam selalu punya 1001 cara untuk membagikan keajaibannya pada tiap kita.
genggam tanganku, kepal jariku
katakan kita bersahabat
berjanji bersama menggapai cita-cita
menyelamatkan ciptaan-Nya
bersahabat dengan pohon di rimba,
bersahabat dengan ikan di laut
bersahabat dengan burung di langit
bersahabat dengan gunung yang tinggi
bersahabat dengan alam yang indah
kita semua
bersahabat bersama ciptaan Tuhan
bersahabat ... bersahabat...
bersama ciptaan Tuhan
bersama ciptaan Tuhan
bersama ciptaan Tuhan
katakan kita bersahabat
berjanji bersama menggapai cita-cita
menyelamatkan ciptaan-Nya
bersahabat dengan pohon di rimba,
bersahabat dengan ikan di laut
bersahabat dengan burung di langit
bersahabat dengan gunung yang tinggi
bersahabat dengan alam yang indah
kita semua
bersahabat bersama ciptaan Tuhan
bersahabat ... bersahabat...
bersama ciptaan Tuhan
bersama ciptaan Tuhan
bersama ciptaan Tuhan
!!! Hak Asasi Manusia yang Terlupakan !!!
Anak-anak berhak untuk banyak bercengkerama langsung dengan alam.
[M132 Child’s right to connect with nature and to a healthy environment -
Resolusi dari kongres dunia International Union for the Conservation of Nature (IUCN) - Sept 2012, di Jeju, Korea Selatan]