Menjelang fajar, terdengar suara-suara hewan yang cukup keras dan berbeda dengan yang malam hari dan kemudian berganti dengan kicauan burung-burung. Suasana perkemahan masih lelap, beberapa ternyata memilih tidur di luar tenda. Terlihat tim SSI yang meronda menjaga api pengasapan dan segelintir dewasa yang sudah mulai beraktivitas...sembahyang, bikin minuman hangat, bahkan bu Rini dan pak Edy pergi ber-jogging. Mesranya! Memang dari malam, mereka terlihat mojok berduaan terus duduk disamping tenda.
Satu persatu anak mulai bangun. Semalaman Raya agak demam dan sulit tidur, karena pilek hidungnya tersumbat, tapi syukur pagi ini dia terlihat ceria dan berjalan-jalan di sekitar perkemahan. O..oh..lagi-lagi pesona api menarik perhatian anak-anak. Api pengasapan pun mulai mereka otak atik. Melihat mereka berkumpul, Fifi langsung mengambil kesempatan untuk membacakan salah satu cerita petualangan John Muir mendaki gunung. Selagi diceritakan, wajah mereka terlihat tanpa ekspresi dan mata lebih tertuju pada perapian. Perhatian mereka tidak teralihkan juga oleh pak Michael yang tidur di samping perapian mendengkur dengan kepala kudungan, sepintas seperti makhluk aneh dari padang gurun. Tapi dari sesekali mereka melontarkan pertanyaan dan juga dapat menjawab tepat pertanyaan-pertanyaan, ternyata telinga mereka terbuka lebar mendengarkan isi cerita. Selesai satu cerita, mereka minta juga tambah cerita. Lumayan!
Diperkenalkan berbagai ragam pisau dan manfaatnya di sesi pertama hari ke-2. Tanpa pisau, hidup saat survival akan dirasa jauh lebih sulit dibanding jika kita diperlengkapi pisau. bahkan pisau lipat kecil pun. Untuk pemakaian outdoor, belilah kita pisau berkualitas dan berlatih juga teknik mengasah yang benar. Sama seperti api, pesona pisau dan segala ceritaannya mampu menarik perhatian segala umur. Sebenarnya ini kesempatan yang pas, terkait bahwa api dan pisau termasuk kategori barang "berbahaya" yang disarankan untuk diperkenalkan dan dieksplorasi secara detil oleh anak-anak. Anak-anak akan bijak, jika mereka paham kegunaan dan resikonya dan tahu juga bagaimana menyikapinya.
Sesi dilanjut dengan SOS Survival Kit yang juga masuk dalam daftar perlengkapan wajib saat berpetualangan di alam liar. Dijelaskan manfaat dari setiap barang yang keluar dari 1 tas kecil Survival Kit. Ukurannya mungil-mungil tetapi bisa memberikan manfaat survival yang berarti. Diseling dengan piknik camilan, sesi kemudian dilanjut dengan paparan pengetahuan tentang hewan-hewan berbahaya yang mungkin ditemukan di alam liar dan bagaimana sebaiknya kita menghindarinya. Ular termasuk hewan berbahaya yang masih sering kami jumpai menjadi topik terhangat sesi ini.
Sesi edukasi ditutup dengan beberapa contoh simpul yang diperagakan langsung dan dipaparkan contoh-contoh penerapannya. Berlatih ...berlatih dan menerapkan adalah kunci untuk menguasai ketrampilan tali temali, yang lagi-lagi akan sangat membantu kita saat berpetualangan di alam liar. Wah, ternyata seabreg ya ilmu ketrampilan di alam liar.
Topik-topik sesi hari ke-2 yang lebih banyak diisi dengan demo peralatan dan paparan lisan pengetahuan ditujukan untuk konsumsi orang dewasa dan anak besar. Terasa berat pasti untuk anak-anak kecil, yang memang saat sesi berlangsung terlihat mereka lebih banyak memilih berkumpul di sekitar tenda Obi dan asyiik bermain dan bercengkrama disana.
Siap-siap pulang. Kami berkemas segala barang bawaan, makan siang juga sebelumnya dan membersihkan lokasi. Walaupun sudah berusaha untuk sedikit mungkin menghasilkan sampah pada kegiatan ini dengan kami menyimpan secara elektronis jadwal acara, membawa sendiri dari rumah nametag bekas dan konsumsi dari catering dengan wadah pakai ulang, tetap saja masih terkumpul dua karung sampah kami.
untuk merajut kembali hubungan yang terputus.
prepared to camp anywhere and in any weather,
is the most independent fellow on earth.”
– Horace Kephart