"... Iya, biasanya dikasih lagi kantong plastik transparan mengkilap.
... Untuk apa?
... Supaya undangannya tidak kotor.
... Loh ini kan sudah ada amplopnya ....nanti jadi double dong.
... Iya, dibelikan saja, kan jadi lebih cantik juga..."
... Untuk apa?
... Supaya undangannya tidak kotor.
... Loh ini kan sudah ada amplopnya ....nanti jadi double dong.
... Iya, dibelikan saja, kan jadi lebih cantik juga..."
Diskusi kami dengan ibu, saat persiapan pesta pernikahan kami dulu. Amplop yang seharusnya berfungsi melindungi isi di dalamnya, akhirnya biasa menjadi sekedar atribut tambahan yang tidak jelas manfaatnya. Menjadi sia - sia.
Oleh-oleh.
Sebuah bentuk perhatian. Seringkali tidak termasuk kategori makanan sehat dan karena rasa sungkan atau alasan apapun, kita juga biasa saling memberinya dalam jumlah besar. Yang pada akhirnya, sering juga terbang mendarat di tong sampah. Sebuah maksud yang baik, sayangnya menyesatkan kesehatan.
Souvenir dan Hadiah.
Sesuatu yang wajib dibagikan di segala acara. Biarpun kita sudah punya seabreg gelas atau tas atau jam dinding atau handuk atau alat tulis atau mainan atau pernak-pernik apapun yang lain, yang pada akhirnya lebih banyak menggunung di gudang daripada dipakai...toh kita tetap dengan senang hati menerima dan membaginya.
Rumah.
Kebanyakan orang pasti bermimpi mempunyai rumah sebesar mungkin dan dilengkapi dengan segala fasilitas yang dimungkinkan. Ada kamar tamu, yang tamunya mungkin nongol setahun sekali saja. Ada kolam renang, yang mungkin frekuensi perawatannya lebih banyak daripada pemakaiannya. Ada taman yang luas, yang anak-anak kita dengan tuntutan tinggi kegiatan indoor-nya, mungkin belum tentu sempat dalam sehari menginjakkan kakinya disana. Di setiap kamar dilengkapi kamar mandi, TV dan segala fasilitasnya. Atau mungkin kita lebih cocok tinggal di RuSun ya? Dimana masing-masing anggota keluarga bisa dibelikan sepetak area kekuasaan dengan batas yang jelas, tidak perlu saling bertoleransi, tidak perlu repot berinteraksi, bebas dan tidak tergantung. Itukah yang kita inginkan?, a home sweet home?
Oleh-oleh.
Sebuah bentuk perhatian. Seringkali tidak termasuk kategori makanan sehat dan karena rasa sungkan atau alasan apapun, kita juga biasa saling memberinya dalam jumlah besar. Yang pada akhirnya, sering juga terbang mendarat di tong sampah. Sebuah maksud yang baik, sayangnya menyesatkan kesehatan.
Souvenir dan Hadiah.
Sesuatu yang wajib dibagikan di segala acara. Biarpun kita sudah punya seabreg gelas atau tas atau jam dinding atau handuk atau alat tulis atau mainan atau pernak-pernik apapun yang lain, yang pada akhirnya lebih banyak menggunung di gudang daripada dipakai...toh kita tetap dengan senang hati menerima dan membaginya.
Rumah.
Kebanyakan orang pasti bermimpi mempunyai rumah sebesar mungkin dan dilengkapi dengan segala fasilitas yang dimungkinkan. Ada kamar tamu, yang tamunya mungkin nongol setahun sekali saja. Ada kolam renang, yang mungkin frekuensi perawatannya lebih banyak daripada pemakaiannya. Ada taman yang luas, yang anak-anak kita dengan tuntutan tinggi kegiatan indoor-nya, mungkin belum tentu sempat dalam sehari menginjakkan kakinya disana. Di setiap kamar dilengkapi kamar mandi, TV dan segala fasilitasnya. Atau mungkin kita lebih cocok tinggal di RuSun ya? Dimana masing-masing anggota keluarga bisa dibelikan sepetak area kekuasaan dengan batas yang jelas, tidak perlu saling bertoleransi, tidak perlu repot berinteraksi, bebas dan tidak tergantung. Itukah yang kita inginkan?, a home sweet home?
Air Minum dalam Kemasan - Gelas dan Botol.
Produk tersebut dikembangkan pada awalnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kepepet, yang berarti saat kita tidak ada kesempatan atau tidak ada sarana prasarana untuk persiapan/ pembersihan atau ada batasan dalam penyimpanan. Dan ternyata produk tersebut sekarang ini begitu dicintai banyak orang. Suguhannya ada dimanapun dan kapanpun. Di segala macam pesta, baik di gedung atau di kebun, di segala pertemuan: arisan, seminar, rapat, sarasehan, di segala ruang tunggu: hotel, - toko, - salon dan juga di ruang tamu kita (ups mungkin juga ada di tas sekolah anak kita). Kita menjadi pribadi yang selalu kepepet. Kita tidak menyadari lagi dan tidak mau tahu juga dampak limbah plastiknya pada lingkungan. Kita juga tidak peduli dengan cemaran kemasan plastiknya yang akan merugikan kesehatan kita. Yang penting PRAKTIS. Atau MALAS ??
Produk tersebut dikembangkan pada awalnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kepepet, yang berarti saat kita tidak ada kesempatan atau tidak ada sarana prasarana untuk persiapan/ pembersihan atau ada batasan dalam penyimpanan. Dan ternyata produk tersebut sekarang ini begitu dicintai banyak orang. Suguhannya ada dimanapun dan kapanpun. Di segala macam pesta, baik di gedung atau di kebun, di segala pertemuan: arisan, seminar, rapat, sarasehan, di segala ruang tunggu: hotel, - toko, - salon dan juga di ruang tamu kita (ups mungkin juga ada di tas sekolah anak kita). Kita menjadi pribadi yang selalu kepepet. Kita tidak menyadari lagi dan tidak mau tahu juga dampak limbah plastiknya pada lingkungan. Kita juga tidak peduli dengan cemaran kemasan plastiknya yang akan merugikan kesehatan kita. Yang penting PRAKTIS. Atau MALAS ??
Air Minum Gallon.
Air minum adalah kebutuhan primer manusia. Di negara berkembang, air minum gallon menjadi jawaban wajib di kebanyakan rumah tangga. Selama pemerintah kita tidak mampu melayani air layak minum untuk setiap rumah tangga dan tidak tersedianya di pasaran sebuah teknologi filter yang terjangkau dan terjamin, maka air akan tetap plesiran berkendara puluhan bahkan ratusan kilometer. Bolehlah kita bayangkan, berapa besar jejak karbonnya atau sumber daya yang terpakai untuk perjalanannya?
AC - Pendingin Ruangan.
Ya, Indonesia semakin panas. Kita tidak nyaman tidur, - bekerja, - berkegiatan, jika tidak ber-AC. Suhu nyaman ruang untuk kita, orang tropis sebenarnya cukup 25 derajat Celcius. Tapi seringkali, kita meminta jauh lebih dibawahnya, sampai akhirnya kita pun menggigil kedinginan, perlu memakai pakaian hangat dan berselimut. Perbedaan suhu ruang dan luar yang terlalu besar juga membuat badan kesulitan beradaptasi dengan cepat. Sehingga semakin hari, kita akan menuntut suhu yang semakin rendah dan menjadi sangat tergantung dengan AC. Menjadi orang tropis yang tidak bisa hidup di alam tropis. AC adalah salah satu aktor utama penyebab pemanasan global !!! Pemakaiannya yang tidak rasional hanya akan membuat dunia mendidih. Kita mendinginkan untuk memanaskan.
Makanan.
Seringkah kita kekenyangan? Seringkah lemari atau kulkas kita membludak? Seringkah kita membuang makanan? Lihatlah tayangan 6 menit berikut ini.
Air minum adalah kebutuhan primer manusia. Di negara berkembang, air minum gallon menjadi jawaban wajib di kebanyakan rumah tangga. Selama pemerintah kita tidak mampu melayani air layak minum untuk setiap rumah tangga dan tidak tersedianya di pasaran sebuah teknologi filter yang terjangkau dan terjamin, maka air akan tetap plesiran berkendara puluhan bahkan ratusan kilometer. Bolehlah kita bayangkan, berapa besar jejak karbonnya atau sumber daya yang terpakai untuk perjalanannya?
AC - Pendingin Ruangan.
Ya, Indonesia semakin panas. Kita tidak nyaman tidur, - bekerja, - berkegiatan, jika tidak ber-AC. Suhu nyaman ruang untuk kita, orang tropis sebenarnya cukup 25 derajat Celcius. Tapi seringkali, kita meminta jauh lebih dibawahnya, sampai akhirnya kita pun menggigil kedinginan, perlu memakai pakaian hangat dan berselimut. Perbedaan suhu ruang dan luar yang terlalu besar juga membuat badan kesulitan beradaptasi dengan cepat. Sehingga semakin hari, kita akan menuntut suhu yang semakin rendah dan menjadi sangat tergantung dengan AC. Menjadi orang tropis yang tidak bisa hidup di alam tropis. AC adalah salah satu aktor utama penyebab pemanasan global !!! Pemakaiannya yang tidak rasional hanya akan membuat dunia mendidih. Kita mendinginkan untuk memanaskan.
Makanan.
Seringkah kita kekenyangan? Seringkah lemari atau kulkas kita membludak? Seringkah kita membuang makanan? Lihatlah tayangan 6 menit berikut ini.
Iya, memang kita berlebih dan SERAKAH. Intensifikasi pertanian - peternakan dan rekayasa teknologi pangan akan terus dikembangtumbuhkan pesat untuk memenuhi kebutuhan dalam tanda kutip manusia. Internasional terus memperdebatkan dampaknya pada kesejahteraan dan kesehatan hewan, ketidakseimbangan ekosistem, beban lingkungan dan keamanan pangan. Kami meragukan, perdebatan akan dapat mengerem pertumbuhannya. Pepatah berikut yang mungkin akan tetap berlaku : "Selama ada permintaan, pasar dengan segala caranya akan tetap dengan senang hati memenuhinya".
"..Iya lah, gue pakai teruuuusss ...sampai benar-benar kojir (tutup usia). Saat SMA, gue dan banyak teman lain biasa begini ...dan malah kalau semakin butut....kita semakin merasa keren loh....hahaha." Cerita seorang teman kuliah, lulusan sebuah SMA swasta favorit di Jakarta tentang hobbi-nya memakai sepatu butut. Tidak terlalu jelas motif terdalamnya, tetapi kami salut dengan mereka, sekelompok anak muda yang biasanya sangat.. sangat membutuhkan pengakuan masyarakat, berani dan percaya diri melawan arus dengan "tampil kumuh".
Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan tetap memperjuangkan keinginan kita yang tidak ada batasnya, tetap mempertahankan kerakusan kita, tetap kepepet terus, tetap ikut mengalir dengan arus sosial yang abu-abu?. Dengarlah, alam sudah menjerit keras. Lihat dan rasakanlah juga, bahwa kita sudah berkelimpahan. Dan cukuplah, jangan sampai kita tenggelam di dalamnya. !!! Berkaryalah dengan jejak hijau kita !!!
"..Iya lah, gue pakai teruuuusss ...sampai benar-benar kojir (tutup usia). Saat SMA, gue dan banyak teman lain biasa begini ...dan malah kalau semakin butut....kita semakin merasa keren loh....hahaha." Cerita seorang teman kuliah, lulusan sebuah SMA swasta favorit di Jakarta tentang hobbi-nya memakai sepatu butut. Tidak terlalu jelas motif terdalamnya, tetapi kami salut dengan mereka, sekelompok anak muda yang biasanya sangat.. sangat membutuhkan pengakuan masyarakat, berani dan percaya diri melawan arus dengan "tampil kumuh".
Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan tetap memperjuangkan keinginan kita yang tidak ada batasnya, tetap mempertahankan kerakusan kita, tetap kepepet terus, tetap ikut mengalir dengan arus sosial yang abu-abu?. Dengarlah, alam sudah menjerit keras. Lihat dan rasakanlah juga, bahwa kita sudah berkelimpahan. Dan cukuplah, jangan sampai kita tenggelam di dalamnya. !!! Berkaryalah dengan jejak hijau kita !!!
*Tulisan ini didukung oleh nature potTrack. Ditulis oleh Darmadi. Keluarga yang berkelimpahan, mendengar jeritan alam dan masih terjebak dalam pusaran arus.